Faktor-Faktor Pertimbangan Dalam Melakukan Transfer Knowledge

Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi pertimbangan bagi organisasi dalam menjalankan proses transfer knowledge. Dimana bila pertimbangan ini dilaksanakan dapat mendukung keberhasilan proses, namun sebaliknya, bila tidak dipertimbangkan dapat pula memicu kegagalan berjalanya proses transfer knowledge dalam organisasi tersebut. Terdapat teori yang diambil dari disertasi doktor Szulanski mengemukakan bahwa transfer pengetahuan dalam suatu perusahaan dihambat oleh faktor lain dari kurangnya insentif. Faktor-faktor lainnya adalah :

a.       Faktor Kognitif

Teori yang terkandung dalam faktor ini, yaitu manusia hanya dapat menerima konsep baru hanya jika konsep baru tersebut tidak terlalu jauh dari konsep yang mereka ketahui sebelumnya. Dimana teori ini dibuktikan bahwa terkadang manusia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mempelajari sebuah subjek atau konsep yang baru. Proses pembelajaran manusia bertahap, selangkah demi selangkah dari waktu ke waktu, dan masing-masing konsep hanya dapat diterima jika konsep sebelumnya sudah dimengerti sebelumnya, maka dapat berlanjut ke tahap selanjutnya.

Teknik yang dapat membantu manusia untuk cepat mempelajari knowledge baru yaitu dengan membagi-bagi knowledge yang akan ditransfer menjadi paket yang kecil. Dengan teknik ini maka knowledge dapat ditransfer secara streamline.

Pada saat knowledge ditransfer, cara yang harus dijalankan yaitu dengan membuat pola knowledge selanjutnya serupa dengan knowledge yang pertama, sehingga penerima dapat dengan mudah menangkap informasi tersebut.

Otak manusia sebagai media penyimpanan knowledge bekerja menerima dan memproses informasi secara paralel yang diterima dari berbagai indera (media input). Salah satu teknik untuk mempercepat proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan beberapa media input secara bersamaan secara efektif. Accelerated Learning merupakan suatu teknik pembelajaran yang mengadopsi konsep pemanfaatan berbagai input secara paralel, sebagai contoh : mahasiswa yang belajar secara membaca sekaligus membuat catatan kecil. Cara ini berlaku bagi anak-anak maupun orang dewasa.

b.      Faktor Budaya

Faktor lainnya yang menjadi bahan pertimbangan yaitu budaya khususnya adalah bahasa. Proses transfer knowledge akan menjadi sulit bila budaya yang berlaku di organisasi tersebut jauh berbeda dengan latar belakang knowledge itu berasal.

Setiap manusia memiliki latar belakang budaya yang berbeda satu dengan lainnya, hal ini dapat dapat diperoleh dari budaya tempat dia dibesarkan, budaya tempat dia memperoleh pendidikan formal, budaya dalam lingkungan pekerjaan, budaya komunitas profesi atau komunitas hobi, dll. Kesimpulannya seseorang memiliki dasar suatu budaya yang dia ketahui dari dia lahir, namun dia dia memliki kemampuan untuk menyerap budaya yang lainnya. Pada kasus transfer knowledge dapat dilihat bahwa latar belakang budaya merupakan alat untuk menerapkan nilai dan kepercayaan yang pada akhirnya berujung pada konteks dan cara pandanga. Organisasi perlu untuk mengetahui budaya dari karyawan mereka, karena denga demikian organisasi dapat mendesain sebuah metode dan materi untuk proses transfer knowledge yang dapat memberikan tanda yang kompatibel bagi seluruh karyawan dalam organisasi tersebut.

c.       Faktor Motivasi

Faktor lainnya yang menjadi pertimbangan, yaitu faktor motivasi dimana dapat terbagi dalam 6 faktor, antara lain :

o   Social relationship

Kebutuhan menjalin hubungan sosial dengan manusia lainnya seperti menemukan teman baru, mendapatkan komunitas, dan persahabatan. Hal ini menjadi faktor seseorang untuk ingin mengikuti proses transfer knowledge.

o   External expectations

Mengikuti proses transfer knowledge dikarenakan mendapat arahan dari seseorang, atau mendapat rekomen dari seseorang yang secara formal mempunyai otoritas yang lebih tinggi.

o   Social welfare

Meningkatkan kemampuan untuk melayani orang lain, mempersiapkan diri untuk memimpin suatu kelompok tertentu dan meningkatkan kemampuan agar dapat tergabung dalam suatu komunitas.

o   Personal advancement

Agar mendapatkan status yang lebih tinggi dalam suatu organisasi, peningkatan profesionalisme, dan untuk tetap menjaga persaingan dengan competitor.

o   Escape / simulation

Mengikuti proses transfer knowledge dikarenakan untuk menghilangkan rasa jenuh, ingin keluar dari rutinitas di rumah atau pekerjaan, alasan lainnya untuk mencari sisi yang ekstrem dari kehidupan sehari-hari.

o   Cognitive interest

Melakukan proses transfer knowledge dikarenakan keinginan diri sendiri, memuaskan kebutuhan dari pikiran, menambah wawasan, dll.

Suatu organisasi perlu mengetahui faktor motivasi ini, dikarenakan dengan menemukan kebutuhan dan motivasi belajar dari masing-masing karyawannya dapat membantu organisasi lebih mudah dalam memilih knowledge yang akan di share, begitupun juga bagi karyawan akan lebih termotivasi dalam mengikuti proses transfer knowledge.

About chrissanty

Ingin menjadi mahasiswi yang baik, dengan mengerjakan tugas dengan baik,,^^ ,,
This entry was posted in Knowledge Management. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *